KALIREJO – Harapan para petani di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, untuk menuai untung dari panen jagung dan kacang hijau musim ini harus terkubur dalam-dalam. Serangan hama tikus yang masif dan tak terkendali telah meluluh lantakkan lahan pertanian mereka, menyebabkan kerugian besar dan meninggalkan para petani dalam keluh kesah.
Di berbagai desa di wilayah Wirosari, pemandangan tanaman jagung yang rusak parah menjadi saksi bisu keganasan hama pengerat tersebut. Tongkol-tongkol jagung yang seharusnya siap dipanen kini hanya tersisa batangnya, sementara isinya ludes dimakan tikus. Kondisi serupa juga dialami petani kacang hijau yang tanamannya dirusak bahkan sebelum sempat berbuah.
"Habis semua, tidak ada yang tersisa untuk dipanen," keluh seorang petani setempat dengan raut wajah pasrah. "Modal sudah keluar banyak untuk bibit, pupuk, dan perawatan. Sekarang semuanya hilang begitu saja. Kami benar-benar rugi besar."
Para petani mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mengusir hama tikus, mulai dari memasang perangkap, menggunakan umpan beracun, hingga melakukan perburuan massal atau yang dikenal dengan istilah gropyokan. Bahkan, di beberapa desa tetangga, kegiatan gropyokan ini sampai melibatkan aparat kepolisian dan TNI saking parahnya serangan tikus. Namun, segala cara tersebut seolah tak mampu membendung populasi tikus yang terus merajalela.
"Setiap malam ribuan tikus menyerang. Kami sudah kewalahan," ungkap petani lainnya. "Sudah seperti wabah, diberantas di satu sisi, muncul lagi di sisi yang lain."
Gagal panen ini memberikan pukulan telak bagi perekonomian para petani yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada hasil bumi. Mereka kini dihadapkan pada kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ketidakpastian modal untuk musim tanam berikutnya.(bj)